Jumat, 01 September 2017

Kisah Novel, Dipolisikan Saat Berjuang Pulih dari Siraman Air Keras

Jakarta - Penyidik senior KPK Novel Baswedan dilaporkan ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik. Pelaporan itu dibuat oleh Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman.

Pelaporan ini bermula dari surat elektronik (e-mail) Novel yang dikirimkan pada Selasa (14/2) lalu. E-mail itu tak hanya dikirim ke Aris, tapi juga diteruskan atau di-CC ke beberapa anggota KPK lainnya.

Aris mengungkap pelaporan ini saat menghadiri rapat Pansus Angket KPK di DPR pada Selasa (29/8). Dia mengaku tersinggung dengan isi e-mail Novel yang keberatan atas mekanisme pengangkatan penyidik dari Polri. Novel menganggap mekanisme itu tidak sesuai dengan aturan internal KPK.


"Pada 14 Februari 2017, ada e-mail yang menyerang secara personal, tentu saya marah tersinggung terhina. Tidak terintegritas," kata Aris di rapat Pansus Angket KPK.

Aris pun melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya pada Rabu (13/8). Polisi menindaklanjuti laporan ini dengan menggelar perkara pada Kamis (21/8) lalu. Laporan Aris pun naik ke tahap penyidikan.

Aris yang merupakan atasan Novel di KPK merasa tersinggung karena Novel menyinggung soal kinerjanya.


"Intinya bahwa dari surat itu, media e-mail itu menyatakan Dirdik KPK diragukan integritasnya sebagai direktur. Kedua, Dirdik KPK adalah direktur terburuk sepanjang adanya KPK," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (31/8).

Penyidik Polda telah memintai keterangan Aris dalam kasus ini. Beberapa saksi lain akan dipanggil oleh penyidik di waktu depan.

"Kemudian pada tanggal 30 (Agustus 2017) dilakukan pemeriksaan yang bersangkutan sebagai pelapor dan kemudian, tindak lanjut ke depan, kita akan memeriksa beberapa saksi yang mengetahui dan saksi yang kompeten dalam kasus ini," ucap Argo.


Sebagaimana diketahui, Novel kini tengah menjalani perawatan di Singapura atas serangan siraman keras yang terjadi lima bulan lalu. Terkait kasus tersebut, polisi telah memeriksa saksi-saksi.

Polisi juga sudah merilis sketsa wajah pelaku terduga penyerang Novel. Meski belum ada pelaku yang ditangkap, polisi menyatakan tak akan menutupi kasus ini.

Selain itu, polisi juga membuka akses selebar-lebarnya bagi KPK jika ingin melihat perkembangan penyelidikan kasus Novel.

Istri Novel Baswedan, Rina Emilda sendiri telah mengirimkan surat tulisan tangannya sendiri ke Presiden Joko Widodo pada Kamis (21/8) lalu. Juru bicara Istana, Johan Budi, yang menerangkan Presiden Jokowi segera menjadwalkan pertemuan itu.


Kondisi terakhir Novel, kondisi matanya masih belum menunjukkan kemajuan setelah operasi besar. Lapisan kornea mata kanan Novel masih belum tumbuh.

"Di mata kanan Novel belum ada perbaikan lagi karena masih ada sekitar 2 sampai 4 milimeter lapisan yang belum tumbuh," ungkap Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (28/8).

Sementara itu, jaringan yang akan ditempelkan ke mata kiri Novel menunjukkan perkembangan positif. Jaringan nantinya akan ditempelkan pada operasi tahap kedua.

"Setelah operasi di tahap 1 ini, jaringan dari gusi itu kan masih ditempelkan ke pipi ya, nanti baru di tahap kedua itu dipasangkan atau ditempelkan di mata bagian kiri. Jadi sejauh ini perkembangan masih positif, tidak ada tanda-tanda kerusakan dari penempelan itu," tutur Febri.
(jbr/rjo)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search