
Pelemahan ekonomi global hingga anjloknya harga minyak dunia membuat perekonomian Venezuela makin terpuruk. Pertumbuhan ekonomi negara yang dipimpin oleh Presiden Nicolas Maduro Moros ini, tak mampu tumbuh positif.
"Kami tengah menghadapi situasi yang sangat sulit. (Ekonomi) kami minus, mungkin hanya satu digit," kata Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Gladys Francisca Urbaneja Duran, saat makan siang bersama media di Up In Smoke RDTX Tower, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2017).
Krisis yang melanda negara tersebut, kata Gladys, tidak terlepas dari dalam dan luar negeri. Kericuhan di Venezuela juga ikut memperburuk kondisi ekonomi negara dengan 31 juta penduduk.
"Faktor dari dalam dan luar juga mungkin berpengaruh. Bagaimana mungkin menjalankan ekonomi kalau tidak bisa mempertahankan keamanan di dalam negeri," tutur Gladys.
Venezuela merupakan salah satu negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia dengan perkiraan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) mencapai 302,2 miliar barel dan cukup hingga 200 tahun ke depan. Namun, dengan anjloknya harga minyak juga memperparah kondisi ekonomi Venezuela.
"Semua kondisi global dan ekspor minyak yang di bawah perkiraan kami juga ikut memperburuk," tambah Gladys.
Potensi Ekonomi
Venezuela terletak di bagian utara Amerika Selatan. Negara beribu kota di Caracas ini, memiliki jumlah penduduk 31.775.371 jiwa berdasarkan sensus 2016 silam.
Venezuela lama dikenal sebagai salah satu negara produsen minyak di dunia. Cadangan minyak Venezuela termasuk salah satu yang terbesar di dunia yang diperkirakan mencapai 302,2 miliar barel, dan bertahan hingga 200 tahun ke depan. Selain itu, beberapa barang tambang juga membanjiri tanah Venezuela, seperti nikel, mangan, emas, hingga bauksit.
Namun, di samping itu, basis ekonomi Venezuela tak hanya bergantung dari sektor minyak saja. Ada beberapa motor penggerak ekonomi Venezuela selain minyak, antara lain farmasi, industri, petrokimia, pariwisata, telekomunikasi, hingga pertanian.
"Kami juga ada 15 mesin penggerak ekonomi selain minyak," kata Gladys.
Komoditas perkebunan Venezuela juga tak kalah unggul, antara lain cokelat, kopi, tebu, hingga tembakau. Beberapa hasil kebun berupa buah pun melimpah di negara tersebut, mulai dari alpukat, pisang, pepaya, jeruk, nanas, hingga anggur.
Produk Domestik Bruto (PDB) Venezuela pada 2017 diperkirakan mencapai US$ 404.109 miliar dengan pendapatan per kapita mencapai US$ 12.859. Rasio gini atau kesenjangan di Venezuela juga berada di level tengah yaitu 0,4 atau berada di posisi ketiga di Amerika Latin.
Sektor pariwisata Venezuela juga memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan. Sektor ini menjadi fokus pengembangan dalam beberapa dekade terakhir karena lokasi geografisnya yang hampir serupa dengan Indonesia dengan beragam tanaman dan hewan.
Salah satu tempat wisata yang menjadi kebanggan Venezuela adalah Gunung Roraima yang merupakan daerah tertinggi di jajaran Pakaraima. Gladys menyebutkan destinasi ini salah satu yang wajib dikunjungi dalam hidup.
"Ada Gunung Roraima dengan padang savana yang hijau. Ini merupakan gunung yang spesial di Venezuela," kata Gladys.
Pulau Margarita juga bisa menjadi pilihan wisatawan mancanegara menghabiskan liburannya di Venezuela. Pulau ini berjarak satu jam perjalanan menggunakan pesawat terbang dari ibu kota Venezuela, Caracas.
Untuk memanjakan wisatawan, beragam fasilitas pendukung juga tersedia di Pulau Margarita. Wisatawan bisa menikmati hamparan pantai nan indah sekaligus menjajal olahraga ekstrem.
Los Roques dan Morrocoy juga bisa menjadi alternatif pilihan liburan pantai. Tidak hanya itu, Taman Nasional Canaima yang berbatasan dengan Guyana dan Brasil juga memberikan pengalaman wisata yang apik dikelilingi tebing dan air terjun. (ara/wdl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar