Jumat, 13 Oktober 2017

Ini Kisah Bidan di Pangkep, Tinggalkan Anak Tengah Malam Lalu Terobos Hujan Deras di Kaki ...

TRIBUNPANGKEP.COM, MINASATENE - Sejak tahun 1992 Bidan Ramsia Rahim, kelahiran Pangkajene, 12 Agustus 1973 menggeluti profesinya sebagai bidan.

Ada suka dan duka yang dia rasakan selama menjadi bidan disebuah Desa di Desa Kabba, Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep, Sulsel.

Berbekal pengetahuannya, bidan perempuan penyuka makanan Kapurung ini memberanikan diri menetap bersama suami dan kedua anaknya di pustu Desa Kabba dari 1999 hingga 2016.

Ramsia adalah sosok bidan yang teguh, dimulai dari kedatangannya di desa itu dia menemukan banyak tantangan.

Termasuk, tantangan terberat membuat para dukun (sanro) untuk mempercayainya sebagai tenaga kesehatan yang sudah memiliki legalitas.

Dahulu pada saat dia datang, orang belum terlalu percaya padanya. Dukun masih menjadi penguasa di kampung tersebut untuk membantu melahirkan masyarakat desa.

Bidan Ramsia tak menyerah, dia terus mendekati dukun dan merangkulnya dengan baik. Caranya, dia menjadikan dukun sebagai alat pengantar komunikasi antara pasien ke bidan karena tahun 90 an ke atas belum ada handphone.

"Saya bertahap beri pemahaman kepada mereka, kalau sinergi antara bidan dan dukun itu seperti ini. Mereka akhirnya senang dan ramah karena ibu hamil yang pertama kalinya saya bantu melahirkan tahun 1999 itu selamat. Disitulah dari mulut ke mulut para dukun percaya,"kata Ramsia ditemui TribunPangkep.com di rumah pribadinya, Jl Poros Taraweang Kabba Pangkep, Jumat (13/10/2017).

Ada kebahagiaan tersendiri bagi Bidan Ramsia tatkala dia melihat pasien yang dia bantu melahirkan bayinya selamat saat dia bertugas di Desa Kabba.

Rasa laparnya hilang, capek dan kantuk juga tidak terasa tatkala keberhasilannya ini membuat ibu dan bayi sehat.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search