Sabtu, 18 November 2017

Menyentuh, Kisah Muh Yan, Mantan Preman Yang Kini Keliling Beri Pencerahan ke Anak Jalanan ...


BERI PENCERAHAN- Seorang ustad muda mantan anak jalanan, Muh Yan (30), didampingi Kasat Sabhara AKP Agung Ari saat memberikan pencerahan kepada delapan pengamen dan anak jalanan yang tertangkap razia Polres, Rabu (15/11/2017). Joglosemar/Wardoyo

SRAGEN– Tak selamanya cara kekerasan bisa menyelesaikan masalah. Ungkapan itu pula yang agaknya mengilhami Satuan Sabhara Polres Sragen dalam melaksanakan razia dan pembinaan anak jalanan dan pengamen.

Razia yang biasanya langsung digelandang ke Polres, Rabu (15/11/2017) kemarin digelar dengan strategi berbeda. Delapan pengamen dan preman yang terjaring berkeliaran di sekitar Pasar Bunder, Pasar Kota dan sekitaran Alun-Alun, mendadak dikumpulkan di depan teras toko di Meteor utara Pasar Bunder.

Tak lama berselang, Kasat sabhara AKP Agung Ari Purnowo datang membawa dua orang pemuda berpakaian jubah dan peci serba putih. Satu diantaranya yang bernama Muh Yan (30) terlihat bergambar tato di bagian kaki dan lehernya.

Duduk di depan delapan preman dan pengamen, Yan kemudian mencoba memberi penyadaran lewat kisah pribadinya yang bertahun-tahun menggelandang di jalan.

"Saya juga sudah lama hidup di jalanan. Sampai suatu ketika saya merasa hidup saya selalu ada masalah. Saya sudah mau nikah pun masih banyak masalah. Seminggu saya pulang pagi terus dan mabuk. Setiap tidur, seminggu itu saya mimpi mati terus. Tiap saya lihat jenasah saya, saya terbangun, " paparnya di hadapan para preman yang duduk menyimak.

Yan, pemuda asal Kulonprogo yang menghabiskan remajanya jadi seniman tato dan hidup di jalanan Bali itu lantas mengisahkan mimpi mati itu akhirnya menuntunnya untuk mulai salat.

Ia pun mendapat pencerahan dari seseorang yang kemudian merubah jalan hidupnya menjadi muslim yang taat dan mulai meninggalkan kehidupan kelamnya di jalanan.

"Saya baru merasakan betapa bahagianya hidup dekat dengan Allah. Harusnya kita bersyukur, masih diberi agama. Coba kalau oksigen untuk bernafas kita itu harus beli, sehari bisa Rp 5,5 miliar. Orang kaya pun gak akan sanggup. Padahal setiap hari Allah selalu beri hidayah, hanya kita kadang yang tidak mau berfikir, " tuturnya lagi.

Begitulah, satu jam Muh Yan mencoba menyentuh para preman dan pengamen itu untuk kembali ke jalan yang benar. AKP Agung Ari mengatakan strategi mendatangkan mantan preman itu sengaja untuk lebih menyadarkan mereka lewat pencerahan.

"Mereka kita beri pembinaan lewat mantan anak jalanan yang sudah bertobat. Agar bisa mengikuti jalan yang benar. Karena ditangkap pun percuma besoknya kembali lagi ke jalanan, " ujarnya. (Wardoyo)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search