Selasa, 05 Desember 2017

Kisah 5 Orang Berkuasa di Tengah Arab Spring

Jakarta -

Sergapan gerilyawan Houthi mengakhiri petualangan politik mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Setelah jatuh dari kekuasaannya pada 2011, ia menjalin koalisi dengan gerilyawan Houthi yang sebelumnya dimusuhinya. Tapi kemudian berbalik arah dan bekerjasama dengan Arab Saudi menghadapi Houthi.

Cerita pembunuhan terhadap Saleh hanya letupan kecil perubahan di Yaman. Dia merupakan salah satu penguasa Arab yang jatuh di tengah musim semi Arab (Arab Spring). Pembunuhan terhadap dirinya memperpanjang daftar orang kuat Arab yang terimbas perubahan politik di Timur Tengah dan Afrika.

Saleh mengawali karier sebagai politisi hingga menjadi Presiden Yaman Utara di usia 33 tahun pada 1978. Pada penyatuan Yaman pada 1990, kemudian mendudukkannya menjadi presiden dan memusuhi gerilyawan Houthi. Kekuasaan Saleh mulai goyah ketika gelombang Arab Spring mulai merebak di Yaman pada 2011.

Pemicu gelombang perubahan ini adalah ekonomi yang terpuruk. Kondisi ekonomi Yaman menyedihkan, negara ini digolongkan sebagai negara termiskin di Arab. Pendapatan negara dari eksplorasi minyak menguap karena dikorupsi para pejabatnya.

PBB mencatat kekayaan Saleh sendiri mencapai 60 miliar US Dollar dari korupsi, pemerasan, dan penggelapan. Pemerintah Yaman menggantungkan bantuan ekonomi Amerika Serikat dan negara tetangga.

Al Jazeera menuliskan aksi protes dimulai dari ibukota Yaman, Sanaa, pada pekan kedua 2011. Warga yang membanjiri jalanan tumpah di jalanan menuntut pengunduran diri Saleh karena salah kelola dan korupsi. Demonstrasi ini merebak ke kota lain diikuti dengan balasan brutal pemerintah hingga jatuh korban.

Saleh akhirnya terpaksa melepas kekuasaannya kepada Wakil Presiden Abedrabbo Mansour Hadi. Masa transisi kekuasaan dibarengi dengan menumpuknya angka pengangguran, kelaparan, bom bunuh diri, dan gerakan separatis di Yaman Selatan.

Pada 2012, Hadi memenangkan pemilu walau ditolak oleh gerilyawan Houthi dan gerakan separatis Selatan Yaman. Kekuasaan Hadi ini diancam dengan serangan pemberontak Houthi. Oleh pasukan yang loyal kepada Saleh.

Pada 2015, Hadi meminta suaka dari Arab Saudi setelah pemberontak Houthi menguasai ibukota Yaman dan kota-kota lainnya. Arab Saudi lalu mendeklarasikan perang dengan Yaman.

Namun koalisi Saleh dengan Houthi ini berakhir ketika Saleh mengumumkan berpihak kepada Arab Saudi. Gerilyawan Houthi menyergapnya rombongan Saleh dan membunuhnya.

New York Times mencatat terbunuhnya Saleh menjadi salah satu akhir penguasa di Arab. Setidaknya kekuasaan empat penguasa Arab telah goyah karena Arab Spring. Pertama, Husni Mubarak di Mesir yang berakhir pada 2011.

Lalu ada pemimpin Libya Moammar Qadafi yang jatuh pada Agustus 2011. Presiden yang menganggap dirinya sebagai Raja Afrika ini dikenal dengan jubah badui Afrika. Setelah 40 tahun berkuasa dia ditumbangkan pemberontakan yang disokong NATO.

Ketiga</span>, Zine el Abidine Ben Ali dari Tunisia yang berkuasa sejak 1987 hingga 2011 di Tunisia. Media massa negeri itu menggambarkan kehidupan Ben Ali yang mewah, sangat kontras dengan kondisi ekonomi Tunisia.Keempat, Presiden Syria Bashar al Assad. Sejauh ini dia masih bertahan tapi negerinya sudah porak poranda karena perang saudara sejak 2011. Bashar bertahan berkat sokongan Rusia dan Iran.

(ayo/jat)


Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search