Sabtu, 23 Desember 2017

Kisah Priscilla dari Italia Cari Ibu Kandung di Jakarta

Liputan6.com, Jakarta - Tak terhitung berapa langkah Priscilla Obermeier menjejakkan kaki di wilayah Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Diketuknya satu pintu rumah ke lainnya untuk mencari keberadaan seorang perempuan bernama Inah. Bibirnya pun tak berhenti bertanya tentang sosok yang melahirkannya 38 tahun silam.

Priscilla yang kini tinggal di Italia, memang tak pernah bertemu dengan Inah, ibu kandungnya. Ya, dia sudah diserahkan oleh Inah untuk diadopsi sejak berumur 2 hari.

Dia kemudian diadopsi oleh pasangan suami istri asal Belanda bernama Jaap Vermeij dan Maud Vermeij van Ossenbruggen.

Puluhan tahun setelahnya, keinginan bertemu ibu kandung pun menguat. Dia kemudian mengajak suami dan anaknya terbang ke Jakarta untuk mencari sosok Inah.

"Searching, asking, driving, walking, leaving phone numbers, driving, asking, walking again...On Indonesian Mother's Day we continued the search for my mother (mencari, bertanya, menyetir, berjalan kaki, meninggalkan nomor telepon, lalu kembali menyetir, bertanya, berjalan kaki... Pada hari Ibu Nasional, kami terus mencari ibu kandung saya)," tulis Priscilla dalam laman Facebook-nya.

Kepada Liputan6.com, dia mengaku ingin sekali berbincang dan lebih mengenal Inah.

"If she is still alive, I would love to meet her and talk to her, if she would like that too. We have a lot of catching up to do. (Jika dia masih hidup, saya ingin sekali bertemu dan berbincang dengannya jika dia bersedia. Banyak hal yang harus kami kejar untuk lebih mengenal satu sama lain," kata Priscilla Obermeier.

Namun, selama berada di Jakarta, dia belum menemukan informasi baru tentang Inah. Dia hanya tahu Inah melahirkannya saat berumur 19 tahun dan tidak bersuami. Inah bekerja sebagai buruh harian dan pernah tinggal di Jalan Ciasem, Kebayoran, Jakarta Selatan.

Dia pun mendatangi alamat tersebut. Tetap saja tak ada secuil informasi yang didapatnya. Termasuk, keluarga yang ditumpangi ibunya di Jalan Ciasem.

Lalu, dia mendatangi alamat bidan yang menolong persalinan Inah. Sang bidan  bernama Budi Wahyuni. Bidan ini pula yang menyerahkan Priscilla ke Yayasan Mulia pada 20 Oktober 1979 atau 8 hari setelah lahir.

Dia kemudian menemukan fakta, Yayasan Mulia merupakan yayasan ilegal dan telah dibubarkan.

"Unfortunately the Kebon Kacang could not find any information. The Bidan has passed away. The Yayasan Mulia was an illegal organization. (Sayangnya, saya tidak dapat informasi apapun dari Kebon Kacang. Bidannya juga sudah meninggal. Yayasan Mulia juga sebuah organisasi ilegal)," ujar Priscilla.

Tak hilang akal, dia lalu mencari anak bidan Budi yang ternyata sudah hijrah ke luar negeri. Dia juga mencari keluarga yang tinggal di alamat sama dengan Inah pada 1979. 

"This person died as well. We received the contact details of her daughter but after calling her, she informed us that she herself did not live at the address. Her aunt could possibly know more. She lived around the address in 1979 and still lives there, but the aunt does not wish to receive us. (Orang ini juga sudah meninggal. Kami memperoleh kontak anak perempuannya tapi dia mengaku tidak tinggal di alamat itu. Dia mengatakan bibinya mungkin tahu karena dia tinggal di sekitar alamat itu pada tahun 1979. Tapi bibinya tidak bersedia menerima kami)," Priscilla Obermeier menuturkan.

Kini, dia memiliki kesempatan hingga 26 Desember untuk mencari Inah sebelum meninggalkan Jakarta beberapa hari lagi. Namun, dia akan kembali lagi pada 31 Desember 2017 sampai 2 Januari 2018. 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search