Jumat, 09 Februari 2018

HPN 2018, Kisah Bima Arya yang Pernah Jadi Pemred Media

BOGOR - Wali Kota Bima Arya memiliki cerita tersendiri soal peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018. Karena itu, dirinya memberikan apresiasi yang tinggi ada HPN 2018.

"Saya mengucapkan selamat hari pers kepada semua insan pers, tidak mungkin kita menikmati demokrasi seperti ini tanpa kebebasan pers," ungkap Bima Arya, Jumat (9/2/2018).

BERITA TERKAIT +

Bima rupanya pernah berkecimpung menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka periode 2009-2010.

"Ya, saya pernah menjadi Pemred Majalah Rakyat Merdeka selama satu tahun. Jadi merasakan menjadi kuli tinta itu tidak mudah. Stres kalau deadline, stres kalau tulisan belum kelar, stres kalau narsum enggak mau bicara saat dikonfirmasi. Kalau saya bukan hanya cari bahan, tapi mengelola redaksi dan perusahaan juga sebagai Pemred ketika itu. Saya pahamlah suka duka dunia media. Terimakasih kepada teman-teman media atas kritiknya yang membangun. Kritik adalah vitamin buat saya," terangnya.

(Baca juga: Hari Pers Nasional, Jurnalis Diminta Tetap Kritis dan Independen)

Demokrasi, kata Bima Arya, tidak dapat dipisahkan dari keberadaan pers. Sebagai pilar demokrasi yang keempat, pers turut berperan besar dalam pengawasan pembangunan pemerintahan.

"Yang paling utama, saya berterimakasih atas kebebasan pers yang ada saat ini sehingga saya bisa menerima kritikan. Pers merupakan pilar utama dalam pengawasan pembangunan pemerintahan. Bagi saya kritik itu adalah vitamin. Terimakasih kepada pers yang telah mengartikulasikan aspirasi, harapan atau kritik dari warga kepada saya. Menyampaikan dan memberitakan hal-hal yg masih kurang maksimal dalam program-program pemerintahan," jelas Bima Arya.

(Baca juga: Meski Medsos Berikan Informasi Berlimpah, Jokowi Percaya Pers Bisa Tegakkan Kebenaran)

Sejauh ini, ia banyak menerima banyak informasi dan masukan justru dari para awak media.

"Utamanya melalui grup Whatsapp. Saya pantau grup WA, semuanya ada ratusan. Saya pantau kritikan-kritikan yang ada disitu. Justru grup WA yang paling kritislah yang lebih saya lihat. Dibanding grup WA yang menyanjung dan memuji-muji," terangnya.

Dirinya juga mengaku selama ini banyak pengalamanan menarik dengan teman-teman media. 

"Seru ya. Rasanya nano-nano dengan wartawan. Asem, manis, macem-macem rasanya. Rame kalau dengan wartawan. Ada masa menyenangkan, menggembirakan, menjengkelkan. Biasalah itu. Semua itu suka duka," katanya.

(wal)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search