Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah indekos milik Tjokroaminoto di Surabaya, Soekarno kemudian hijrah ke Kota Bandung pada 1921.
Pindahnya Soekarno ke Kota Kembang itu untuk menimba ilmu di Technische Hooge School (THS), kini ITB, jurusan Teknik Arsitektur.
Soekarno dan Oetari tiba di Bandung sekitar seminggu sebelum pelajaran dimulai. Atas permintaan Tjokroaminoto, pasangan yang baru menikah itu tinggal di rumah indekos milik Sanusi dan istrinya, Inggit Garnasih.
Baca: Anggota Legislatif dari Golkar Jawa Barat Diwajibkan Bisa Berbahasa Daerah
Pecinta Sejarah dari Komunitas Balad Sri Baduga, Cici Lely, menceritakan dalam perjalanannya meski telah bersuami, Soekarno nekat tetap meminta izin kepada suami Inggit Garnasih, H Sanusi untuk menikahi Inggit Ganarsih.
"Niat menikahinya, apakah bapak (Sanusi) mengizinkan. Kebayang ya kalau sinetron wat jiah," ujar Cici Lely sembari mengayunkan tangan kanannya, di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Kota Bandung, Rabu (21/2/2018).
"Uang Hasil Penjualan Essien Bisa Digunakan Benahi Fasilitas Latihan Persib"https://t.co/R1dNmwhbhO
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 21, 2018
Sanusi menyampaikan kepada Inggit Garnasih apabila bersungguh mencintai Soekarno, dirinya mengizinkan atas nama bangsa dan tanah air. Pasalnya, Soekarno memang tengah dipersiapkan oleh guru besar bangsa untuk menjadi pemimpin bangsa Indonesia di kemudian hari.
"Dan dia butuh perempuan yang juga bukan perempuan biasa dan akang tahu Inggit lah orangnya, ujar Cici menirukan perkataan Inggit.
Padahal saat itu, Soekarno telah mempunyai istri yang bernama Oetari putri dari Tjokroaminoto. Pada waktu itu mungkin Oetari, kata dia, belum bisa mengimbangi cara berpikir Soekarno.
Dibuka Hari Ini, Berikut Cara Daftar SNMPTN 2018 https://t.co/u4vlq6Z65B via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 21, 2018
"Soekarno bilang, kau bayangkan Inggit, ini cara nyekilnya (modus) Soekarno waktu itu. Sementara aku berpikir tentang kemerdekaan tanah airku, istriku yang harusnya mendukung aku malah bermain congklak," ujar Cici.
Cici menuturkan pada saat itu, Oetari masih senang bernyanyi-nyanyi dengan kawan-kawannya. Sedangkan Soekarno membutuhkan sosok perempuan yang bisa menjadi kekasih, teman berdebat, dan motivator.
"Inggit adalah orangnya dan Kang Sanusi mengizinkan atas nama cintanya pada tanah air. Kisah cintanya nasionalis," kata Cici.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar