
Laporan Wartawan Bangka Pos, Nordin
BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Kades Buyan Kelumbi Kecamatan Tempilang Erlan mengatakan, di desanya terdapat beberapa batu peninggalan sejarah yang dipercaya masyarakat setempat memiliki kisah.
Diantaranya adalah peninggalan si pahit lidah yaitu batu berdengkur, ada juga tangga batu yang dulunya merupakan kerajaan cungur (babi). Sebuah perguruan yang nama rajanya Malakoa.
"Cerita itu melegenda sampai sekarang, orang tua zaman dulu di desa kami pasti mengerti cerita kerajaan ini. Seorang raja minta ditenggelamkan istananya ke lumpur karena malu dengan perbuatannya," terang Erlan kepada Bangkapos.com beberapa hari yang lalu.
Bapak tiga anak ini menceritakan, sebelum Desanya terbentuk ada kerajaan diwilayahnya yang rajanya hobi memakan perut ayam.
Hingga pada suatu hari anak buahnya pergi kesungai untuk mencuci makanannya.
Saat asik mencuci tanpa sepengetahuan anak buahnya perut ayam tersebut hilang dan ternyata di makan kura-kura.
"Dia takut pulang karena tidak membawa makanan kesukaan raja tersebut. Kemudian dicarilah yang serupa dengan perut ayam tersebut yaitu cacing payau," kisahnya
Dia melanjutkan, pengganti perut ayam tersebut dicuci bersih sehingga menyerupai makanan sebelumnya. Rajapun menikmati penggantinya hingga ketagihan tanpa mengetahui apa yang dimakannya.
Hingga pada suatu hari anak buahnya berterus terang terhadap perbuatannya ini, bahwa makanan yang disebut raja enak tersebut bukanlah perut ayam tetapi cacing.
"Rajapun kemudian berucap kepada anak buahnya tersebut 'apa bedanya kalau memakan cacing manusia dengan babi, lebih baik saya jadi babi saja'. Tidak lama setelah itu jadilah raja babi," ujar Kades.
Sebelum menjadi babi, raja memiliki pesan yaitu minta istananya ditenggelamkan ke lumpur supaya menghilangkan jejak.
"Kalau musim panas kelihatan situs-situs batu kerajaannya, seperti tangga batu sampai ke dasar tanah, namun kebanyakan sudah tidak kelihatan lagi.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar