:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1937612/original/009521000_1519626546-1.jpg)
Ditemui di Polda Metro Jaya, Nizar yang bertubuh hitam dan tinggi ini menceritakan awal ketertarikannya dengan dunia hacker.
Nizar menyebutkan minat terhadap dunia IT tumbuh kala sekolah menengah pertama (SMP). Awalnya, dia hanya gemar bermain game online Ragnarok. Hobinya itu memicunya mengetahui dunia hacking. Semakin menggeluti dunia hacking, pria ini semakin tertarik dan mulai belajar meretas situs yang dibuatnya sendiri.
"Sebagai awalan saya belajar meng-hack situs saya sendiri, dan ternyata berhasil," jelas pemuda ramah senyum ini.
Keberhasilannya meretas situs sendiri membuatnya mencoba situs-situs lain yang lebih sulit. Menurut dia, meretas dilakukan untuk mengetahui secara pasti sistem keamanan suatu situs dan bagaimana cara memperbaikinya.
"Tertariknya dari rasa penasaran terhadap teknologi keamanan sistem yang setiap saat semakin canggih. Meretas dilakukan untuk mempelajari keamanan sekaligus cara perbaikannya seperti apa. Semakin sulit keamanannya semakin bagus," ucap dia.
Meski meretas berbagai situs, Nizar mengklaim mereka adalah golongan white hat, karena tidak merusak situs yang diretas. Namun sayangnya, mereka tidak memiliki CEH (Certified Ethical Hacker). Karena itu, apa yang dilakukan Nizar dan kelompoknya dikategorikan ilegal.
"Sertifikat tersebut tidak murah untuk mendapatkannya," ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar