REPUBLIKA.CO.ID, Di Jepang, anak-anak diajarkan sejak dini tentang kekuatan yang menakjubkan dari bozu teru teru, yang jika diterjemahkan menjadi kepala botak yang mengkilap atau biasa disebut biksu. Boneka ini mudah dibuat dari dua kotak tisu atau kain. Boneka dikatakan mewakili kepala botak biksu, dan dibuat ketika cuaca sedang baik.
Kepala mengkilap ini menandai hal yang diinginkan di hari berikutnya agar senantiasa cerah. Ketika tradisi terlatih dengan baik dan sudah terkenal, banyak orang Jepang tetap tidak yakin tentang asal-usul boneka ini. Mereka melihatnya sebagai sesuatu yang hanya diajarkan untuk dilakukan ketika cuaca baik, menjelang peristiwa seperti hari olahraga, upacara dan perayaan khusus.
Tergantung di bawah atap rumah, teru teru bozu diiringi dengan sebuah lagu, biasanya dinyanyikan oleh anak-anak ketika boneka sedang dibuat. Lagu bertindak sebagai nyanyian untuk memohon langit cerah di hari berikutnya. Lirik lagu yang dirilis pada tahun 1921 benar-benar memberikan kita beberapa petunjuk untuk asal-usul boneka dan sejarah. Tiga ayat dari lirik lagu dapat diterjemahkan sebagai.
Teru-teru-bozu, teru bozu/buatlah besok hari yang cerah/kadang-kadang seperti langit dalam mimpi/jika itu cerah aku akan memberimu sebuah lonceng emas.
Teru-teru-bozu, teru bozu/buatlah besok hari yang cerah/jika Anda membuat keinginan saya menjadi kenyataan/kami akan minum banyak anggur beras manis.
Teru-teru-bozu, teru bozu/buatlah esok hari yang cerah/tetapi jika awan menangis/lalu aku akan memotong kepala Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar