Jumat, 17 Maret 2017

KISAH: Kehilangan Identitas Asli, Kisah Pocahontas Tak Seindah Negeri Dongeng

GRAVESEND - Jika Anda lahir di tahun 90-an atau setidaknya menyukai film-film Disney, Anda pasti tahu Pohacontas. Ya, dia adalah perempuan berambut panjang, bermata tajam, bibirnya penuh dan kulit coklat kemerahan khas suku Indian asli Amerika. Di negeri dongeng, perempuan berhati mulia itu jatuh cinta kepada pria pendatang dari Inggris, John Smith. Kekuatan cinta mereka lah yang menjembatani antara suku Indian dan penjajah kulit putih yang ingin menguasai kekayaan alam Desa Tsenacomoco (sekarang masuk negara bagian Virginia).

Namun demikian, itu semua hanya cerita karangan untuk memperkaya daya khayal anak-anak saja. Disney selalu menawarkan kisah yang indah dan berakhir bahagia, sayangnya fakta sejarah mencatat hidup Pocahontas tidak seberbunga yang ada dalam film.

BERITA REKOMENDASI


Pocahontas adalah nama panggilan yang berarti si tukang main. Dia lahir dalam suku Powhatan, sebagai anak bungsu. Ayahnya, Wahunsenaca menjabat kepala suku. Ibunya diduga sudah meninggal saat melahirkannya, tetapi ada juga yang mengatakan kalau dia ditinggal di desa lain kemudian menikah lagi.

Perempuan Indian paling terkenal itu lahir pada 1596 dan dinamai Amonute. Dia juga punya nama pribadi, yakni Matoaka. Terlahir sebagai anak terakhir dalam keluarga, Pocahontas tumbuh besar dengan penuh kasih sayang. Bahkan dia adalah buah hati kesayangan ayahnya. Karena statusnya yang cukup tinggi, Pocahontas belajar lebih banyak hal, punya lebih banyak kebebasan dan saat musim dingin memakai baju hangat.

Melansir NPS.Gov, Jumat (17/3/2017), Pocahontas berusia 11 tahun ketika Inggris datang menjajah Tanah Airnya pada Mei 1607. Saat itu, Amerika Serikat masih terdiri dari konfederasi, belum bersatu dan menjadi negara serikat federal.

Hampir mirip dengan filmnya, bangsa Inggris datang ke sana untuk menguasai belahan dunia baru yang masih primitif dan belum terjamah modernitas. Mereka bermukim di Jamestown dekat sungai Suku Powhatan jelas tak bisa menerima keberadaan orang asing ini, yang datang dengan senapan dan tanpa permisi mengacak-acak alam mereka.

Singkat cerita, Kapten John Smith ditangkap oleh kakak laki-laki Pocahontas, Opechancanough. Pria kulit putih itu diarak keliling kampung sebelum kepalanya disajikan di atas dua buah batu yang tumpang tindih. Kepalanya hampir saja dipenggal, kalau bukan Pocahontas lari melindungi Smith dengan kepalanya. Ketua suku tak sampai hati memancung kepala putrinya sendiri.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search