Sabtu, 08 Oktober 2016

Kisah Faramita Dewi Mendobrak Pakem Batik dan Membawanya ke Etalase Mal Papan Atas

TABLOIDBINTANG.COM -

Ide membuat motif robot datang ketika Faramita Dewi tengah berkelana ke Negeri Obama. Dia ingin memberikan oleh-oleh.

Sebagai pencinta film kelas berat, Mita, demikian dia biasa disapa, ingin membawa pulang semua robot ikonis dari pabrikan film Hollywood. Bukan dalam bentuk mainan robot melainkan dalam bentuk lain. Yakni, "meletakkan" robot-robot di atas kain katun ataupun sutra menggunakan canting dan malam.

Ide mendobrak pakem itu ditanggapi beragam oleh konsumen.

"Rentang usia konsumen Amaragita 23 sampai 50 tahun. Yang sudah berumur protes: Batik, kok motifnya kayak begini, sih? Yang usianya dua puluhan menjerit girang: Motifnya lucu-lucu banget! Melalui motif robotik ini, saya ingin mempertemukan elemen tradisional dan kontemporer," aku Mita. 

zoom

Sadar banyak kawula muda jatuh hati pada batik robotik, Mita memperkenalkan beberapa sampel Amaragita kepada sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta. Di luar dugaan, mereka memandang batik Amaragita layak untuk tampil di etalase mereka. 

Alhasil, Amaragita kini menjadi salah satu produk unggulan di Alun-alun Indonesia Central Park Jakarta Barat dan Mal Alam Sutra Tangerang. Amaragita dalam waktu dekat juga akan mejeng di Sarinah Jakarta, Grand Indonesia Jakarta, dan Pondok Indah. 

"Itu salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan konsumen di luar Bali, khususnya Jakarta.  Mimpi saya, Amaragita bisa hadir juga di kota lain seperti Medan dan Surabaya. Dengan mimpi sebesar ini, Amaragita harus diproduksi massal. Enggak bisa 100 persen mengandalkan teknik batik tulis. Kalau tulis, dalam seminggu seorang pembatik hanya bisa menghasilkan satu," lanjutnya.

zoom

Mewujudkan impiannya, Mita merilis Amaragita versi batik cap. Ia mempekerjakan sembilan pembatik, yang dalam seminggu menghasilkan setidaknya 200 produk dengan harga lebih terjangkau.

"Sejauh ini saya mengajak 9 pembatik muda dari Jakarta, 7 penjahit, 2 pemotong, 3 pemberi payet, serta saya sendiri," Mita mengakhiri perbincangan.

(wyn/gur)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search