Senin, 10 April 2017

Simak Kisah Suku Mante Menurut Keturunan Raja Aceh

Demikian disampaikan Tuanku Warul Waliddin bin Tuanku Raja Yusuf bin Tuanku Raja Ibrahim bin Sultan Alaidin Muhammad Daudsyah, keturunan raja terakhir Aceh, kepada GoAceh, Minggu (9/4/2017).

Katanya, orang Hindustan disebut kaom imuem peut (kaum imam empat), sedangkan pendatang dari berbagai tempat dinamakan kaomtok batee (kaum yang mencukupi). Terakhir, muncullah kaom ja sandang (kaum penyandang) yaitu para imigran Hindustan. Imigran ini tadinya tergolong dalam kaom imuem peut yang berdiam di Tanoh Abee, Lam Leuot, Montasik, dan Lamnga (tiga daerah ini dalam Kabupaten Aceh Besar). 

Dikatakannya bahwa imuem peut menganut Islam, pemimpin kelompok mereka bergelar imuem. Oleh sebab itulah seluruh kaum ini dianggap tergolong kaom imuem peut.

"Kaum terbesar kedua adalah sukee lhee reutoh, namanya berasal dari riwayat bahwa pada suatu waktu orang-orang Hindu dan Mante-Batak terlibat dalam suatu perselisihan paham mengenai perzinaan. Seorang laki-laki Hindu telah berzina dengan seorang wanita Mante-Batak dan tertangkap basah oleh suaminya."

"Pelakunya berhasil lolos melarikan diri sehingga terlepas dari tuntutan, orang-orang Mante-Batak menuntut supaya orang yang bersalah itu segera diserahkan kepada mereka, tetapi ditolak oleh orang Hindu. Akibat dari penolakan itu timbullah peperangan di antara kedua suku tersebut," terang Tuanku Warul Waliddin.

Lanjutnya, sebanyak 300 orang Mante-Batak berhadapan dengan 400 orang Hindu untuk menyelesaikan masalah itu. Untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah, akhirnya disepakati bahwa orang Hindu yang bersalah itu ditempatkan di tengah-tengah sebuah segi empat yang pada satu sisinya ditempati orang-orang sekaum dan pada sisi lainnya ditempati orang-orang Mante-batak.

Orang yang bersalah dianggap baru terlepas dari tuntutan hukum jika pada waktu hendak dibunuh Ia berhasil mencapai sisi segi empat yang ditempati orang-orang sekaumnya.

"Setelah kejadian itu, orang-orang Mante-Batak dinamakan kaom lhee reutoh dan kaom imuem peut disebut juga kaom peut reutoh. Selain itu, kaom lhee reutoh adalah yang paling banyak terdapat di Aceh Besar," tambahnya.

Lebih lanjut Tuanku Warul mengatakan kaom lhee reutoh, tok batee, dan ja sandang selalu kompak bersatu untuk mengimbangi kaum imuem peut. Karenanya, mereka disebut tiga kaum, sementara kaum imuem peut disebut empat kaum.

"Di setiap gampomg atau mukim selalu dijumpai orang-orang dari berbagai kaum. Namun, kaum imuem peut adalah kelompok yang mendominasi hampir di setiap kampung atau mukim," tutupnya. 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search