BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Jumali memberinya makan dengan penuh kasih sayang seekor beruang madu. Kendati demikian, dia tetap waspada. Salah perhitungan sedikit saja, beruang itu bisa mencakar atau bahkan menggigitnya.
Itulah risiko yang dihadapi petugas Seksi Konservasi Wilayah II Banjarbaru Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan di Jalan P Hidayatullah Banjarbaru tersebut.
Meski satwa liar itu berada dalam kandang besi, tetap saja Jumali harus fokus karena tangan kerap menjulur masuk kandang.
Tidak hanya beruang yang dirawatnya. Di belasan kandang itu terdapat beragam satwa liar dan agresif seperti owaowa dan elang.
Tas BPost saja nyaris dirampas oleh tangan panjang owa-owa yang agresif. Jadi bagi orang asing sebaiknya jaga jarak dengan kandang.
Tapi tidak bagi Jumali. Satwa liar yang tadinya agresif mendadak tenang. Mereka diam dan menurut ketika berinteraksi dengan ayah dua anak tersebut.
Tangan Jumadi terus aktif memberikan sentuhan seperti gerakan menggelitik di bagian perut satwa atau mengusap bulu dengan penuh kasih sayang. Ini agar mereka merasa disayang.
Empat tahun sudah warga Ambulung, Loktabat Selatan , Banjarbaru ini menjalani profesi sebagai perawat satwa. Jumadi mengaku bersyukur tidak pernah dicakar, dipatuk atau bahkan digigit saat memberi makan.
"Harus perhatian dan kasih sayang. Insting satwa itu kuat. Kalau kita bersikap baik pasti mereka juga takkan merasa terganggu. Aman sajasmeski tangan keluar masuk kandang saat memberi makan. Beruang itu tidak menyerang, " ucap Jumali.
Jumadi bekerja mulai pukul 07.00 Wita sampai 17.00 Wita. Itu diawalinya dengan ke pasar membeli makanan seperti ikan dan pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar