Minggu, 29 Oktober 2017

Kisah Pemanjat Kelapa yang Bisa Panjat 125 Pohon Dalam Sehari

Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan

TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Miso Gokai (43) tampak cekatan mengupas kelapa. Meski dengan cepat ia melakukannya, tangannya tak pernah mengenai besi tajam yang tertancap di kayu yag menghadap ke atas.

Pandangan Miso kadang tak pada kelapa yang dikupasnya, sesekali ngobrol dengan beberapa orang di sampingnya. Ada tujuh orang yang ramai-ramai mengupas kelapa di Desa Totabuan, Lolak, Jumat (27/10) sore itu.

Ketujuh orang ini warga Dumoga, yang mendapat pekerjaan mengupas kelapa. Mereka sebenarnya bukan pengupas kelapa, tapi pemanjat kelapa.

"Kami memanjat kelapa, tapi karena belum ada pekerjaan, sekalian saja mengupas," ujar Miso sembari terus mengupas kelapanya.

Sudah 20 tahun Miso menjadi pemanjat kelapa di Bolaang Mongondow. Tangannya tampak kasar, begitu pula dengan kaki. Tampak kulit yang menebal. Tapi Miso punya badan yang terbilang atletis. Ramping dan berotot.

Saat ini Miso dan pemanjat kelapa lainnya, mendapat upah Rp 4 ribu, satu pohon. Miso bersyukur selama 20 tahun memanjat, ia tak pernah jatuh dari pohon. "Kalau jatuh, langsung game over itu," ujarnya.

Bergeser ke Desa Lolak Tombolango, Lolak. Wan Kawangu (42) baru dua tahun jadi pemanjat. Upah per pohon menurutnya sekarang Rp 5 ribu. "Kalau Rp 4 ribu murah itu," ujarnya.

Kesulitan memanjat kelapa yakni kaki dan tangan harus kuat bertahan, di sebatang kelapa yang berdiri. Bukan hanya itu, serangan binatang pun sering mereka alami.

"Saya sering dilingkar ular saat di pohon. Ketemu semut api, kaki seribu. Segala macam hewan. Ular untuk bukan yang besar sekali, kalau mereka melingkar, tinggal jatuhkan saja," ucapnya.

Wan bisa memanjat rata-rata 75 pohon per hari. Jika kondisi fisiknya bagus, pernah hingga 125 pohon. Asalkan cuaca tak hujan.

"Saya mulai jam delapan pagi, sudah 40 pohon hingga jam 11. Istirahat sedikit, hingga jam tiga sore, lanjut lagu 35 pohon. Yang penting badan fit," jelasnya. 

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search