Tanner dan Nikki memang sudah lama ingin melakukan perjalanan sekali seumur hidup dengan berlayar. Mereka berencana berlayar dengan sebuah kapal berdua saja selama dua tahun lamanya. Namun rencana tersebut harus buyar dalam waktu dua hari saja karena kapal Tanner dan Nikki yang tiba-tiba tenggelam.
Ide untuk berlayar selama dua tahun awalnya datang dari Tanner. Ia kemudian meyakinkan Nikki untuk meninggalkan pekerjaan dan berlayar keliling dunia dengan kapal. Untuk mewujudkan impian tersebut, mereka bekerja dan menabung. Tanner sendiri sampai bekerja sambilan dengan menjadi supir taksi online agar bisa berlayar tanpa memikirkan uang.
 Foto: GoFundMe |
Setelah uang terkumpul, keduanya berhenti dari pekerjaan. Untuk menambah dana membeli kapal, mereka juga menjual semua harta yang dipunya. Semua uang itu kemudian dibelikan kapal seharga US$ 5000 atau Rp 68 jutaan. Itu pun harus ditambah sejumlah biaya untuk memperbaiki kondisinya.
Sayangnya liburan impian Tanner dan Nikki tidak diimbangi dengan pemikiran panjang dan pengalaman. Baru dua hari berlayar di sekitar Gulf of Mexico, Amerika, kapal tersebut menabrak sesuatu di dalam lautan. Akhirnya kapal yang dinamakan Lagniappe itu mengalami kerusakan kemudian terbalik serta tenggelam.
Meskipun selamat, pasangan ini harus menelan kenyataan pahit bahwa semua usaha mereka sia-sia. Tak hanya itu, Tanner dan Nikki pun tidak punya apa-apa lagi. Bahkan untuk mengurus kapal mereka yang tenggelam, keduanya tak punya uang. Kini yang mereka punya hanya uang US$90 atau Rp 1,2 jutaan tanpa pekerjaan atau asuransi.
 Foto: GoFundMe |
Walaupun mengalami kejadian tidak menyenangkan, pasangan ini tidak jera untuk kembali mewujudkan mimpi liburan mereka. Keduanya pun telah membuka kampanye di GoFundMe agar orang bisa berdonasi dan membantu mereka berlayar lagi.
"Aku tidak akan menyerah sekarang. Aku akan membeli kapal baru. Kami tidak bisa menyerah pada mimpi kami," ungkap Tanner. (ami/hst)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar