Jakarta, CNN Indonesia -- Ada jeda waktu sekitar 14 tahun dari film The Incredibles pertama yang tayang 2004, sampai sekuelnya yang baru beberapa hari lalu bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia.
Bukan hanya pembuatan naskah yang membutuhkan waktu lama. Pixar Animations Studios juga harus menyempurnakan karakter satu keluarga yang dikisahkan masing-masing punya kekuatan super, termasuk bayi Jack Jack yang baru lahir. Warna karakter jadi unsur penting.
Direktur Shading Art Pixar Animations Studios Bryn Imagire bercerita, perubahan warna karakter harus dilakukan untuk menyesuaikan cerita. Pada The Incredibles, kata Bryn, ia memberi warna pucat dan terang pada kulit keluarga The Incredibles karena jarang keluar rumah. Itu karena menjadi pahlawan super adalah tindakan ilegal dan melanggar hukum.
"Di film ini mereka kembali keluar, karena itu kami membuat kulit mereka lebih gelap," kata Bryn saat wawancara terbatas dengan media di Jakarta, Indonesia beberapa waktu lalu.
Karakter Bob Parr, sang ayah jadi berwarna lebih gelap dengan jenggot dan mata merah. Warna itu representasi dari Bob yang lelah menjadi bapak rumah tangga dan jarang tidur.
Helen Parr, sang ibu diberi sedikit warna merah merona pada pipinya. Warna itu merepresentasikan sosok yang kuat dan bahagia karena ia kembali menjadi pahlawan super.
Sementara Violet Parr, sang putri sulung dibuat lebih pucat untuk merepresentasikan sosoknya yang pemalu dan cukup tertutup. Dash Parr, adiknya, tidak ada perubahan. Ia masih anak kecil laki-laki yang sangat aktif. Begitu pula dengan karakter Edna.
"Kebanyakan perubahan warna dari keluarga Parr. Mungkin penonton tidak akan merasa perubahan itu, tapi kalian akan merasakannya ketika menonton film," kata Bryn.
Karakter terpenting dalam sekuel animasi Incredibles 2 bisa dibilang adalah Jack Jack Parr. Bryn sendiri mengaku sangat hati-hati saat memberi warna untuk Jack Jack. Sebab, bayi imut itu memiliki banyak kekuatan yang harus ditampilkan dengan warna berbeda-beda.
Saat berubah menjadi monster misalnya, kulit Jack Jack berubah jadi magenta. Sebelumnya, warna merah sempat menjadi pertimbangan, berdasarkan permintaan sutradara Brad Bird. Namun Bryn merasa warna itu kurang tepat karena senada dengan kostum yang dikenakan.
Ia lantas membuat dua desain Jack Jack. Satu berkulit magenta dengan kostum merah, dan satu lagi berkulit merah dengan kostum yang juga merah. Desain itu diperlihatkannya pada Brad. Sang sutradara akhirnya sepakat dengannya, monster Jack Jack berwarna magenta.
"Kami memang harus membuat dua desain untuk meyakinkan sutradara," kata Bryn.
Tak hanya untuk keluarga Parr, Bryn dan Departemen Seni yang dipimpinnya juga harus memberi warna pada sejumlah karakter baru di Incredibles 2. Warna-warna itu disesuaikan dengan kekuatan super yang dimiliki masing-masing karakter, dan diskusi dengan Departemen Cerita, "Kekuatan suatu karakter berangkat dari kebutuhan cerita," kata Bryn.
Sebagai referensi, Bryn banyak melihat komik-komik klasik Marvel. Menurutnya komik tersebut banyak menggunakan warna cerah nan kuat seperti merah, biru, oranye dan hijau. Ia hanya harus menyesuaikan itu dengan unsur keluarga yang kuat dalam Incredibles 2.
Bryn Imagire, Direktur Shading Art Pixar Animations saat mampir ke Indonesia. (CNN Indonesia/M. Andika Putra) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar