
MAKASSAR – Angel, begitu ia akrab disapa. Angel adalah seorang waria asal Kota Makassar yang berhasil meraih gelar sarjana Strata Dua (S2).
Keberhasilannya dalam dunia pendidikan mendorongnya untuk merubah cara pandang masyarakat yang sering melihat kaumnya dari sudut pandang negatif.
Angel yang juga Ketua Kerukunan Waria Makassar (UKW) menyampaikan perjalanan karirnya di depan sejumlah jurnalis dalam diskusi yang digelar Forum Jurnalis Peduli Waria Makassar di kantor PKBI, Kamis (12/5/2016).
Kepada media, Angel menceritakan banyak hal, termasuk suka dukanya dalam mendapatkan hak sebagai warga negara. Semasa kuliah dulu, Angel mengaku mendapat banyak tindak diskriminasi, bahkan sampai saat ini.
"Tantangan itu justru adanya stigma di masyarakat bahwa waria pembawa sial. Saya ingin membuktikan bahwa saya yang berstatus waria bisa meraih gelar sarjana S2 dan bisa berbuat untuk kaum saya," ujar Angel yang kini memilih bergaya sopan layeknya seorang pria sejati.
Beberapa tindakan diskriminasi yang dialaminya saat menempuh pendidikan di bangku kuliah, diantaranya saat Angel mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di salah satu pulau di Kabupaten Takalar.
"Waktu KKN di Takalar saya dilarang naik kapal. Menurut kepercayaan warga setempat, waria bisa bawa sial. Katanya nanti tidak bisa dapat ikan," ungkap Angel.
Tak hanya dari masyarakat luar, Angel juga mendapat penolakan dari keluarga. "Kakak saya benci sama saya karena saya waria. Selama ini yang memberi support terbesar hanya dari ibu saya," ungkap Angel yang juga mengaku pernah terjun dalam dunia protitusi waria di Makassar.
Pengalaman paling pahit yang dirasakan Angel, yaitu dirinya pernah menjadi korban kekerasan dari salah satu oknum Ormas Keagamaan di Makassar. Namun sayang, kekerasan yang ia alami tak mendapat respon baik dari pihak kepolisian.
"Saya dimassa hanya karena status saya sebagai waria. Waktu melapor ternyata saya tidak direspon sama pak polisi," ungkapnya, sedih.
Perilaku diskriminasi juga dirasakan Ade, salah seorang anggota KWM. Ade yang aktif melakukan pembinaan moral terhadap kaum waria di Makassar mengaku jika kaumnya masih mendapat diskriminasi dalam hal pelayanan kesehatan di rumah sakit.
"Banyak dari kami mendapat perlakukan diskriminasi dalam mendapatkan akses layanan kesehatan gratis. Mereka mengaku kesulitan mendapat pelayanan saat mengurus BPJS Kesehatan," tandasnya.

Ketua Forum Wartawan Peduli Waria Makassar, Jumadi Mappanganro (kiri) berbincang dengan Ketua Kerukunan Waria Makassar, Angel (kanan)
Sementara Ketua Forum Jurnalis Peduli Waria Makassar, Jumadi Mappanganro menilai perlakuan diskriminasi terhadap kaum waria juga sering terjadi dalam hal pemberitaan media.
"Kadang terjadi miss komunikas antara teman-teman media dengan kondisi kaum waria di Makassar. Memang perlu kedepannya pertemuan secara intens antar para jurnalis dengan teman-teman waria, agar ada perimbangan adalam pembuatan berita seputar waria," jelas Jumadi. (ur)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar