Kamis, 16 Juni 2016

Kisah 'FPI' Kala Ramadan di Australia

Jakarta - Raja Juli Antoni, yang juga Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengisahkan dirinya membentuk 'FPI' saat berkuliah di Australia. 'FPI' bentukannya ini beraksi saat Ramadan.

"Apa yang saya lakukan waktu di sana, adalah saya punya sekelompok teman-teman, membentuk 'FPI', Front Pemburu Iftar," ujar Raja Juli. Iftar adalah buka puasa.

Hal itu dikisahkan Raja Juli dalam buka puasa bersama Dubes Australia Paul Grigson di kediaman dinas Dubes Paul Grigson di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).

"Jadi kami pergi bersama mengendarai mobil setiap magrib, keliling masjid, mencari makanan gratis dan multikultur, " tutur lulusan doktoral Universitas Queensland bidang ilmu politik dan hubungan internasional ini, yang disambut tawa para tamu yang hadir.

Di Australia, imbuh Raja Juli, komunitas muslim memang beragam dari Indonesia, Timur Tengah, Pakistan dan sebagainya. Pengalaman 'FPI' yang beragam itu sangat berkesan baginya.

Satu lagi, perbedaan menentukan 1 Syawal ternyata juga terjadi di Australia, saking beragamnya komunitas muslim di sana, dengan banyak mazhab.

"Kami juga alami di Brisbane. Di sini (Indonesia) sih enggak susah ya, tinggal pergi ke masjid NU atau Muhammadiyah. Tapi di sana, ada mazhab baru, mazhab 'Imaniah'," katanya.

Imaniah, imbuh Raja Juli, diambil dari nama Iman, WNI yang dituakan di Brisbane. Pak Iman ini, demikian dia melanjutkan, selalu menggelar open house dan menyajikan menu Lebaran khas Nusantara, seperti lontong sayur, opor ayam, dan sebagainya.

"Jadi kalau Idul Fitri, kami telepon Pak Iman dulu tanya 'Pak Iman kapan merayakan Idul Fitri?'. Kalau Pak Iman jawabnya besok, maka kami ke rumahnya besok merayakan Idul Fitri," kelakar dia, yang lagi-lagi disambut tawa.

Lain lagi dengan pengalaman Nina Nurmila, peraih gelar doktoral dari Universitas Melbourne. Dosen senior di UIN Bandung ini sudah mengalami 6 kali puasa di Australia.

"Yang terberat itu pas summer ya, harus puasa dari pukul 04.30 sampai pukul 20.30, dengan suhu bisa mencapai 40 derajat. Jadi paling sering ya di perpustakaan, enggak capek, enggak perlu buang air. Supervisor S3 saya malah yang khawatir saya dehidrasi, tapi saya yakinkan saya tidak apa-apa, " tuturnya.

Foto: Suasana buka puasa bersama Dubes Australia Paul Grigson (Hany/detikcom)

Komunitas muslim di Australia yang beragam, juga memungkinkan takjil dan makanan berbuka yang beragam pula.

"Saya tinggal di kawasan Brunswick, Melbourne, dekat rumah saya itu sudah banyak orang jual makanan berbuka yang multikultur. Belanja 30 menit saja, sudah dapat daging halal dan sayuran segar," ujar anggota Komnas Perempuan ini.

Kesan Ramadan Dubes Australia

Dubes Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, menikmati buka puasa di Indonesia. Bahkan pihaknya mengadakan 8 acara buka puasa dengan komunitas yang berbeda.

"Di Indonesia, orang sangat merayakan puasa dan buka puasa. Seperti kumpul dengan keluarga kalau di Australia. Di Australia kami memiliki komunitas muslim yang berbeda-beda, beraneka macam pula tradisi buka puasa di sana," kesan dia.

Di Indonesia, tradisi merayakan buka puasa sangat kuat, di Australia beragam. Grigson mencontohkan seperti di suatu masjid besar di Sydney, bila buka puasa, di sekitarnya ada pasar malam yang menjual berbagai menu buka puasa dari berbagai komunitas.

Foto: Suasana buka puasa bersama Dubes Australia Paul Grigson (Hany/detikcom)

"Praktiknya berbeda, tapi kenikmatannya sama," tuturnya.

Grigson mengaku sangat terkesan dengan konsistensi dan kekuatan umat muslim berpuasa selama 1 bulan penuh. Dirinya belum pernah mencoba puasa seharian penuh. Namun sebagai penganut Katolik, ada ibadah "Lent", yakni berpantang selama 40 hari menjelang Paskah.

"Pantangannya itu harus sesuatu yang paling disukai, sebagai tanda pengorbanan. Saya coba berpantang gula saat itu, baru seminggu saya sudah menyerah. Makanya saya salut sama umat muslim, mereka kuat. Butuh komitmen kuat lho untuk berpuasa sebulan," ujarnya.
(nwk/hri)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search