Selasa, 07 Februari 2017

Kisah Seorang Pramugari yang Gagalkan Penyelundupan Manusia

ANCHORAGE, KOMPAS.com - Seorang pramugari menjadi pahlawan setelah dia menyelamatkan seorang korban penyelundupan manusia.

Pramugari itu mencurigai penampilan seorang gadis yang amat kusut tetapi didampingi seorang pria yang berbusana sangat rapi.

Sheila Frederick (49), bekerja untuk Alaska Airlines dalam penerbangan dari Seattle menuju San Francisco saat dia melihat gadis yang berumur sekitar 14-15 tahun itu.

Begitu melihat sosok anak tersebut, Sheila langsung sadar bahwa sesuatu yang tak baik sedang terjadi di dalam pesawat tersebut.

"Benak saya memberi tahu ada sesuatu yang tidak beres. Prianya berpakaian sangat rapi, sementara gadis itu sangat kumal," kata Sheila kepada stasiun televisi 10 News.

Saat Sheila mencoba berbicara kepada kedua penumpang itu, sang pria terlihat gugup dan anak perempuan itu tak mau menjawab pertanyaan yang diajukan kepada dia.

Sheila tak kehilangan akal. Dia kemudian meninggalkan pesan untuk anak tersebut di toilet pesawat.

Akhirnya pesan itu terjawab dan anak perempuan itu menjawab bahwa dia membutuhkan bantuan.

Mendapatkan jawaban seperti itu, Sheila lalu melaporkan hal tersebut kepada pilot yang kemudian menyampaikan pesan kepada kepolisian San Francisco.

Begitu mendarat di bandara, polisi sudah menanti dan menangkap pria berpakaian rapi itu. Sementara anak perempuan itu akhirnya diselamatkan.

"Saya sudah menjadi pramugari selama 10 tahun dan saat itu saya seperti kembali ke masa pelatihan. Saya bisa saja tak memerhatikan anak itu," ujar Sheila tentang pentingnya pelatihan yang diterimanya.

Sejak 2009, para kru kabin semua maskapai penerbangan di AS mendapatkan pelatihan untuk mengenali tanda-tanda perdagangan manusia.

Beberapa tanda yang bisa terlihat jelas adalah seseorang yang terlihat ketakutan, tertekan, tak mau menjawab pertanyaan, atau membuat kontak mata.

Departemen imigrasi dan bea cukai AS menyatakan sepanjang 2016 mereka berhasil menggagalkan 2.000 upaya perdagangan manusia dan mengidentifikasi 400-an korban.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search