Banyak dari mereka yang terjebak emosi dan berlinangan air mata.
VIVA.co.id – "Apakah kita (kau) menyayangiku, Cia? Benarkah cinta kita rumit? Apakah kita harus silariang?" ujar Ali sambil menatap Syamsiah dalam-dalam. Hari itu, rona senja baru saja jatuh di kota Makassar. Di tepian dermaga, sepasang kekasih itu seakan melihat juntai masa lalu menghalangi perasaan mereka.
Saya pastikan, script atau skenario di atas ada di sepanjang film. Jika melihat trailer yang beredar di berbagai media sosial, dan setelah menonton filmnya, Silariang, bisa dibilang tidak memenuhi ekspektasi saya. Kenapa begitu?
Ya, kekuatan ceritanya diletakkan pada budaya siri (harga diri) dan karena dendam kesumat yang tak tergerus oleh waktu. Bukan karena masalah darah biru, bukan juga karena kendala uang panai. Lantas, karena apa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar