Senin, 25 Desember 2017

Ada Kisah Cinta di Balik Sepotong Gingerbread

SELAIN pohon Natal, aneka kue kering warna-warni jadi hal wajib saat Natal. salah satu yang kerap ada saat perayaan Natal ialah gingerbread atau kue jahe.

Dulunya, gingerbread enggak berbentuk lucu-lucu dan beraneka warna seperti sekarang ini. Zaman dulu, kue satu ini dibentuk dalam karakter raja atau simbol agama.

The Gingerbread Boook menyebut kue jahe pertama kali digunakan orang-orang di Yunani kuno dan Mesir untuk tujuan seremonial. Kue itu kemudian menyebar ke Eropa saat pasukan Perang Salib di abad ke-11 kembali ke sana membawa berbagai rempah, termasuk jahe. Ketika itu, rempah-rempah hanya digunakan sebagai bahan masakan bagi orang-orang kaya.

Orang Eropa membuat gingerbread dari kacang almond, remahan roti, air mawar, gula, dan jahe. Adonan itu kemudian digulung dan dibentuk seperti raja, kaisar, ratu, dan simbol agama. Tidak lupa juga dihias dengan cairan emas atau lapisan gula.

Di abad pertengahan, kue jahe jadi sajian favorit di berbagai festival. Di zaman itu, kue jahe dibentuk layaknya bunga, burung, binantang, bahkan baju zirah. Para perempuan kerap memberikan kue jahe kepada ksatria pujaan hati mereka sebagai tanda cinta dan ucapan semoga berhasil. Konon, jika sang ksatria memakan kue jahe buatannya, mereka akan bersama selamanya. Tentu saja itu hanya takhayul, ya.

Di Jerman, gingerbread disebut lebkuchen yang biasanya berbentuk hati dengan pesan tertulis, seperti 'all I need is you' atau 'you really super'. Bangsa Jerman juga jadi yang pertama mengenalkan rumah gingerbread. Mungkin, hal itu terinsirasi dari cerita Hansel dan Gretel.

Gingerbread house pertama kali diperkenalkan di Jerman. (foto: pixabay)

Populer di Inggris

Gingerbread masuk ke Inggris pada abad ke-16. Remahan roti pada resep aslinya diganti dengan telur dan pemanis tambahan lainnya.

Kabarnya, yang pertama kali membentuk gingerbread menjadi bentuk manusia ialah Ratu Elizabeth I. Ratu memang terkenal suka membuat sendiri makan malamnya yang terbuat dari marzipan, termasuk gingerbread. Ratu membuat bentuk manusia untuk mewakili pejabat asing dan orang-orang yang bekerja di istananya.

Namun, ada juga cerita yang menyebut gingerbread bentuk manusia diciptakan oleh penyihir sebagai lambang cinta.

Sejak dikenalkan di Inggris, kue jahe langsung ngetop. Saking ngetopnya, William Shakespeare bahkan menyebutnya dalam salah satu adegan drama Love's Labour's Lost.

Meskipun kue jahe amat tersohor, tidak ada catatan mengapa kue ini amat lekat dengan Natal. Mungkin karena gingerbead terbuat dari jahe sehingga cocok dengan musim dingin yang biasanya terjadi saat Natal.

Bagaimanapun, gingerbread dengan jahe pastinya akan menghangatkan suasana Natal bersama keluarga Anda.(*)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search