Minggu, 24 Desember 2017

Lini Belakang Liverpool, Kisah Sedih Yang Tak Ada Akhirnya

Sepakbola.com, Liverpool – Laga antara Arsenal kontra Liverpool di lanjutan Premier League pekan ke-19, Sabtu (23/12) dini hari lalu berjalan sangat seru. Di laga itu tercipta enam gol yang terbagi rata untuk kedua tim.

Tentu bagi fans netral, laga itu sangat enak disaksikan. Permainan terbuka dari kedua tim serta banyaknya gol yang tercipta jadi indikasinya. Namun, bagi para pendukung Liverpool, laga itu kian menunjukan timnya memiliki masalah menahun yang tak kunjung usai. Masalah itu adalah keroposnya lini belakang.

Masalah yang dialami Liverpool ini sebenarnnya sudah lama terjadi. Bahkan, di musim terbaik The Reds di Premier League dalam lima tahun terakhir yakni di musim 2013-14 masalah itu sudah terjadi. Bisa dibilang masalah ini layaknya kisah sedih yang tak ada akhirnya.

Ketika itu Liverpool nyaris menjadi juara. Namun, di laga-laga penting mereka justru keok dan kehilangan poin dengan cara yang sangat mudah. Bahkan di musim tersebut gawang tim yang ketika itu masih ditukangi Brendan Rodgres harus kebobolan sebanyak 50 kali. Catatan itu masih lebih buruk dari yang 48 kali kebobolan Crystal Palace di musim tersebut. Palace sendiri mengakhiri musim di urutan ke-11.

Dalam empat musim terakhir gawang Liverpool selalu kebobolan lebih dari 40 gol. Penampilan inkonsisten yang ditujukan Simon Mignolet hingga beberapa bek Liverpool jadi biang keladinya.

Liverpool bukannya tak berbenah. Mereka beberapa kali mendatangkan nama-nama baru untuk memperkuat lini belakang mereka. Mulai dari Dejan Lovren yang dibeli mahal dari Southampton pada tahun 2014 hingga si gratisan seperti Joel Matip.

Dejan Lovren Kerap Menjadi Benalu Di Lini Belakang Liverpool

Namun, jika kita membandingkan konsistensi permainan para pemain bertahan Liverpool dengan para pemain bertahan Chelsea, Manchester City, hingga Tottenham Hotspur, maka akan sangat terlihat perbedaannya.

Para pemain belakang Liverpool itu memang kerap tampil kokoh ketika mengawal pertahanan Liverpool. Namun, tak jarang mereka melakukan blunder seperti yang baru dilakukan Simon Mignolet ketika menghadapi Arsenal dini hari lalu.

Sepakan Granit Xhaka memang keras. Namun, jika Mignolet tak salah posisi kiper asal Belgia itu seharusnya masih bisa menepis bola menuju zona aman.

Migonlet lagi-lagi salah melakukan antisipasi

Bertolak belakang dengan lini belakangnya, lini depan Liverpool selalu menampilkan ketajaman yang luar biasa. Di musim ini, Mohamed Salah dkk sudah mampu menciptakan 41 gol hanya dari 19 pertandingan. Catatan itu hanya kalah dari sang pemuncak klasemen, Manchetser City yang sudah mencetak 56 gol.

Bursa transfer Januari tinggal menghitung hari. Tim asuhan Jurgen Klopp itu mulai kembali dikaitkan dengan beberapa pemain belakang. Nama Virgil Van Dijk yang di musim panas lalu menjadi komoditi panas di Inggris masih jadi salah satu calon kuat pembelelian anyar Liverpool di musim dingin.

Namun, terlepas dari siapapun bek anyar Liverpool, pepatah yang sangat dipercaya di Italia mengatakan, "untuk memenangkan pertandingan anda cukup memiliki lini serang yang tajam, tapi untuk memenangkan liga yang panjang, anda butuh lini belakang yang bukan hanya kokoh, tapi sangat kokoh."

[VIDEO] CUPLIKAN GOL Arsenal 3-3 Liverpool: Drama Enam Gol, Duel Seru Berujung Remis

Penulis: Hery Kurniawan/Editor: Avandi Wiradinata

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search