
detikTravel mendapat kesempatan atas undangan Kemenpar untuk berkunjung ke Karimunjawa, Rabu (26/4/2017). Selain belajar tentang hiu, traveler juga akan tahu tentang kisah pemberani Juming, pemilik penangkaran Hiu kencana di Menjangan Besar.
Penangkaran Hiu Kencana telah berdiri sejak sekitar 30 tahun lalu. Didirikan oleh seorang warga Semarang bernama Juming.
"Dulu sirip hiu itu terkenal karena mitosnya. Pak Juming ke pasar dan melihat banyak sekali hiu yang bunuh karena siripya. Dia kasihan," ujar Agus Hermawan, pengelola dari Hiu Kencana.
Karena kasihan melihat hiu-hiu malang tersebut, Juming memberanikan diri untuk membeli sepasang hiu dari nelayan di pasar. Sepasang hiu tersebut tadinya akan di potong untuk diambil siripnya.
"Dari sepasang lalu berkembang biak menjadi banyak seperti sekarang ini, ada sekitar 65 ekor hiu," ungkap Agus.
Di penangkaran ini terdapat 2 jenis hiu yaitu sirip hitam dan sirip putih. Mereka bisa di bilang sudah terbiasa dengan kehadiran manusia.
"yang paling besar itu ukurannya 1,5 m dengan berat sekitar 90 kg. Kalau yang paling bagus untuk berkembang biak itu yang sirip putih," jelas Agus.
Hiu sirip putih akan berkembang biak di tempat yang sepi. Sehingga anak-anaknya akan aman dari kawanan hiu yang kanibal. Tak seperti hiu sirip hitam.
Hiu-hiu ini di jaga dan dikembang biakan di penangkaran. Agar populasinya tetap terjaga. Dan mengedukasi wisatawan yang datang, bahwa hiu adalah binatang yang penting bagi kehidupan laut.
"Dulu pernah kami lepas ke laut. Tapi beberapa hari kemudian, hiu tersebut kembali lagi karena sudah terbiasa hidup di sini," tutup Agus. (bnl/wsw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar