KARANGANYAR - Persidangan kasus First Travel yang saat ini masih bergulir ternyata membuka luka lama jamaah korban penipuan dan penggelapan oleh perusahaan yang dimotori Andika Surachman, Anniesa Hasibuan, dan Siti Nuraidah Hasibuan alias Kiki.
Sebanyak 45 orang warga lereng gunung Lawu ini terpaksa harus gigit jari karena menjadi korban penipuan biro haji dan umrah First Travel. Padahal mereka semua sudah membayar lunas biaya perjalanan umrahnya.
Ironisnya lagi mayoritas warga Karanganyar yang menjadi korban penipuan adalah kalangan masyarakat kecil seperti pedagang pasar, pensiunan hingga tukang sapu jalanan.
Kuatnya keinginan mereka untuk merasakan ibadah di Tanah Haram membulatkan tekat untuk membobol tabungan yang sudah disisihkan dari cucuran keringat mereka selama puluhan tahun lamanya.
Berawal dari info promo umrah murah yang tersebar, membuat 45 orang warga Karanganyar tertarik untuk berangkat ke Tanah Suci. Setelah melakukan pembayaran lunas melalui transfer ke rekening First Travel mereka dijanjikan akan segera berangkat.
Alhasil setahun lebih berlalu rombongan 45 orang asal Karanganyar tidak juga diberangkatkan. Malah sebaliknya mereka kaget saat mengetahui pasutri dan adiknya pengelola First Travel diamankan atas laporan penipuan jamaah umrah, nasib uang yang sudah disetorkan raib tak berbekas.
Salah satu korban dari First Travel asal Karanganyar adalah Suti (50) warga Karanganyar Kota. Sehari-hari Suti bekerja sebagai tenaga harian lepas (THL) di Dinas Kebersihan Karanganyar. Lebih dari 21 tahun lamanya Suti menekuni profesi sebagai penyapu jalan.
Saat yang lain masih terlelap dalam buaian mimpi dan hangatnya selimut, Suti sudah bangun di pagi buta untuk membersihkan sampah di sekitar Taman Pancasila. Dingin dan gelapnya malam tidak dirasakan oleh Suti, dan profesi tersebut sudah dilakoninya selama lebih dari dua puluh tahun lamanya.
Ditemui di rumah sederhana miliknya Suti menceritakan saat ini dari pekerjaannya sebagai penyapu jalanan, dirinya mendapatkan gaji sebesar Rp1.050.000.
Sebelumnya, gaji yang didapat, tidaklah sebesar saat ini. Namun, meski mendapatkan gaji keci, namun Suti tetap berusaha bisa menyisihkan untuk tabungan. Terutama tabungan agar bisa ke Tanah Suci. Sisanya digunakan untuk membantu pendapatan Suwanto, suaminya, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Saya kumpulin sedikit demi sedikit lebih dari 20 tahun lamanya. Pingin ke Mekah kados priyantun sanes (ingin ke Mekah seperti orang lainnya). Tapi kok ya batal berangkat, padahal sudah diarep-arep (diharapkan)," jelas Suti, Senin (12/3/2018).
Sebelumnya
1 / 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar