Kamis, 18 Mei 2017

Punya Aset Rp113 Triliun, Ini Kisah Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia

YOGYAKARTA – Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) akhirnya memutuskan tanggal 21 Mei sebagai Hari BPR-BPRS. Pemilihan tanggal 21 Mei, didasari oleh semangat kebangkitan nasional.

Dengan semangat Kebangkitan Nasional diharapkan bisa menularkan, menginspirasi, dan membangun semangat untuk bangkit dan tumbuh industri BPR-BPRS di Indonesia.

BERITA REKOMENDASI


Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto mengatakan, BPR hadir dan tumbuh berkembang sebagai respons atas paket kebijakan yang diluncurkan oleh pemerintah pada Oktober 1988.

Kebijakan tersebut memberikan kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat atau BPR. Keberadaan BPR-BPRS dari dulu hingga hari ini tak bisa dilepaskan dari cerita sukses para pelaku UMKM di Indonesia.

"Keunggulan komperatif yang dimiliki BPR-BPRS berupa pelayanan yang cepat, mudah, sederhana dan melakukan jemput bola merupakan layanan yang paling diminati oleh para pelaku UMKM dan masyarakat," kata Joyo Suyanto, Rabu 17 Mei 2017.

Menurut Joko, sampai saat ini kinerja industri BPR-BPRS di Indonesia masih sangat baik walaupun di tengah persaingan usaha yang semakin ketat serta regulasi yang semakin protektif.

Industri BPR pada 2016 memiliki kinerja yang positif. Hal ini semakin menggambarkan peran BPR bagi perkembangan perekonomian bangsa ini.

Secara keseluruhan, aset industri BPR pada Februari 2017 tumbuh sebesar 10,88% dari Rp102 triliun menjadi Rp113 triliun. Di sisi kredit yang diberikan kepada masyarakat juga menunjukkan pertumbuh sebesar 9,78%, dari Rp75 triliun menjadi Rp82 Triliun.

Hal ini menunjukkan meskipun gempuran bank umum banyak terjadi, tetapi BPR tetap berkembang. Joko mengklaim keberhasilan lainnya yakni jumlah tabungan yang berhasil dihimpun pada Februari 2017 mencapai Rp23,4 triliun atau tumbuh sebesar 12,69% dan deposito tumbuh sebesar 10,79% dari Rp46 triliun menjadi Rp53 triliun.

Jumlah nasabah yang sudah dilayani oleh Industri BPR mencapai 14 juta lebih nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia. "Sedangkan outlet yang dimiliki BPR terdiri dari 1.630 kantor pusat, 1.607 kantor cabang dan 2.853 kantor kas. Sama halnya dengan Industri BPR, BPRS juga memiliki kinerja yang sangat baik," kata Joko.

Ketua Perbarindo DIY Ascar Setiyono mengatakan, kendati menunjukkan angka pertumbuhan, tingkat pengenalan masyarakat terhadap BPR-BPRS masih dirasakan sangat kurang dan terkesan di masyarakat BPR-BPRS hanya untuk meminjam uang. Untuk itu, perlu adanya sebuah momentum untuk meningkatkan awareness dan pemahaman masyarakat terhadap perbankan khususnya industri BPR-BPRS.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search