Liputan6.com, Cape Race - Kisah asmara Jack dan Rose dalam film Titanic besutan James Cameron pada 1997 masih terus abadi hingga kini. Romansa mereka telah menghipnotis banyak orang nasib tragis pada kapal pesiar mewah yang tertelan lautan tersebut.
Di balik cerita fiksi, tenggelamnya kapal Titanic menyimpan sebuah kisah heroik dalam diri John George "Jack" Phillips. Ia adalah seseorang yang berperan dalam menyelamatkan sebagian nyawa penumpang dari kapal legendaris itu. Namun, namanya tak setenar penyelamat lainnya.
Dikutip dari News.com.au, Senin (02/12/2017), Phillips (25) adalah seorang kepala operator nirkabel Titanic. Dia adalah orang yang sibuk mencari bantuan terdekat ketika Titanic perlahan tenggelam setelah menabrak gunung es.
Pasca-benturan yang terjadi sebelum tengah malam, kapal secara cepat tenggelam ke dalam perairan beku di utara Samudra Atlantik. Phillips masih terus menembakkan pesan ke seberang laut hingga saat terakhirnya, meminta bantuan untuk menyelamatkan penumpang.
Berkat usahanya tersebut, sebanyak 705 dari 2.224 jiwa berhasil diselamatkan.
Nasib Phillips semenjak itu terus diperdebatkan oleh banyak ilmuwan. Faktanya adalah, ia gagal tertolong, dan dikenal sebagai seorang pahlawan yang telah menyelamatkan banyak penumpang Titanic.
Kisah Phillips ini juga memiliki arti besar bagi Lyn Wilton, warga Australia yang menemukan bahwa dirinya memiliki hubungan keluarga dengan sang awak kapal tersebut.
Setelah melacak akar pohon keluarga, ditemukan bahwa mereka masih terikat hubungan saudara dari pihak bapaknya Lyn. "Sungguh merupakan sebuah kejutan besar, senang mendengarnya," tukas Lyn.
Titanic dan John "Jack" Phillips
Satu bulan sebelum Titanic berlayar, Phillips baru saja dipromosikan sebagai operator nirkabel senior di bawah perusahaan Marconi. Dia lalu bergabung bersama perusahaan pelayaran White Star Line yang membangun kapal tersebut, untuk kemudian dikirim ke galangan kapal Harland dan Wolf di Belfast, Irlandia Utara.
Titanic pada masa itu adalah sebuah 'mahakarya', kapal penumpang terbesar di dunia yang diisukan tak dapat tenggelam. Titanic sendiri memulai perjalanannya dari kota pelabuhan Inggris, Southampton pada 10 April 1992, untuk melanjutkan perjalanan selama empat hari menuju New York.
Phillips turut merayakan ulang tahunnya yang ke-25 di kapal, dua hari sebelum bencana terjadi.
Di sana, ia ditempatkan bersama dengan seorang operator nirkabel junior bernama Harold Bride. Bersama-sama, mereka memasang peralatan nirkabel yang memungkinkan untuk terjalinnya komunikasi dengan penumpang kapal. Itu juga turut membantu kapal melakukan hubungan dengan kapal lainnya, demi memperingatkan adanya tanda bahaya seperti gunung es di sekitar lautan.
Empat hari selang masa pelayaran, yakni pada 14 April 1912, Titanic berpapasan dengan gunung es pada pukul 23.30 malam. Kapal sebelumnya telah menerima banyak peringatan, namun mereka terus bergerak maju.
Salah satu bentuk peringatan terakhir datang dari kapal Californian, yang pada saat itu berada dekat dengan mereka. Californian coba memperingatkan bahwa Titanic dikeliling oleh bongkahan es, dan menyuruh tim kapal untuk menghentikan mesin.
Menerima peringatan tersebut, Phillips menggerutu kasar. "Diam! Saya sedang sibuk kerja, Cape Race," timpal Phillips kepada salah satu mercusuar yang ada di wilayah Newfoundland, 40 menit sebelum tabrakan terjadi.
Banyak orang lantas berpikir, jika saja Phillips tidak menghiraukan pesan itu, mungkin kemegahan Titanic masih dapat dilihat pada hari-hari berikutnya.
Namun, malam itu, Phillips tengah bekerja tanpa lelah untuk membersihakan pesan-pesan para penumpang yang sempat terhambat gara-gara sehari sebelumnya, sistem di kapal melalui Cape Race di Newfoundland, Kanada rusak.
Di tengah kesibukan itu, rekannya, Bride masuk ke ruang operator untuk bertukar shift, namun, saat itulah Kapten Smith masuk ke ruangan mereka dan mengatakan agar Phillips segera mengirim sinyal bahaya dan perimintaan tolong. Alasan sang kapten begitu mengerikan... Titanic menabrak gunung es.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar